Jumat, 04 Januari 2013

Antara Aku, Orang Pinggiran, serta Kontemplasi mengenai Indonesia

"Mungkin suratan jadi orang pinggiran,
lihatlah dan bukalah mata hatimu,
 melihatnya lemah terluka namun semangatnya takkan pernah pudar
hingga Tuhan kan berikan jalan" - Erry Band- Mata Hati

Lirik lagu  dari sebuah band Erry Band- Mata Hati ini kembali menyentuh rasa yang Tuhan titpkan dalam diriku. Ya, sudah lama aku tak bisa menetaskan air mata karena kesedihan. Bahkan aku sendiri risih, ketika ada hal yang membuat aku kecewa atau sedih, malah aku tidak bisa menangis. Aku sempat membuat satu resolusi. Resolusi yakni aku harus bisa meneteskan air mata.
Aku juga tidak tahu mengapa air mata ini enggan keluar dari peraduaanya.

Ternyata Tuhan mengizinkan aku untuk merasakan air mata kembali. Air mata yang terlahir karena kesedihan, kekecewaan, serta kemarahan berlebih bahkan tak terarah. Aku tak tahu harus melampiaskan segala emosiku ini kepada siapa. Mengucur air mataku, mengucur deras setalah melihat fenomena.
Fenomena yang mungkin banyak orang luar tidak akan pernah tahu atau mengerti. Ini tentang anak-anak Indonesia. Anak-anak Bali. Anak-anak di pedalaman. Anak-anak yang menjadi pekerja di bawah umur. Damn! Ini Indnesia.
Ini Indonesia yang mana merupakan negara yang sangat subur. Akan tetapi masih banyak yang kelaparan, putus sekolah, bahkan BUTA AKSARA!
Teknologi, pariwisata, industri, dan lain-lain berkembang pesat, berkembang hingga buta. Tapi masih ada sejuta anak yang tak bisa menikmati masa kanak-kanaknya. 
Di usia mereka yang masih belia, mereka harus menjadi bagian dari sumber penghasilan keluarga. Keluarga yang notabene benar-benar tak mampu.
Aku marah, entah kepada siapa. Tapi aku kembalikan lagi pada diri sendiri.
Aku marah kepada diriku sendiri yang tak melakukan apa-apa untuk mereka. Aku belum bisa membantu mereka secara maksimal. Komitmen, aku harus berkomitmen untuk BANGSA ini.

Betapa Keindahan INDONESIA ini tak bisa mereka nikmati. Jangankan Indonesia, Bali.. ya BALI tanah surga yang dewa-dewi ciptakan. Mereka tak bisa menjadi bagian dari kenikmatan hidup yang Tuhan sajikan akibat permainan-permainan para manusia yang katanya mengatasnamakan keadilan, kesejahteraan, atau apalah. PALSU!

Aku telah bertemu dengan banyak orang hebat, menginspirasi, dan lain sebagainya. Dan ini adalah jalan Tuhan, saatnya aku bergerak.
senyum, semangat, ketabahan, dan keramahan mereka yang menjadi landasanku untuk HARUS BERBUAT SESUATU.
Terlalu lama jika aku harus menunggu sukses/kekayaan bertubi untuk berbagi. Terlalu lama ! karena ak tak tahu kapan Tuhan akan mengambil kembali  kesempatan-kesempatan yang sempat ia berikan.
Munduk Lumbang, Tabanan. Kekuatan tangan anak kecil :)
senyum mereka ! inspirasiku untuk Indonesia!

adik-adik buruh Pasar Badung
akan aku ceritakan mengenai banyak hal, sampai bertemu di cerita berikutnya :)
Indonesia adalah ibu dan ayahku. Tak sanggup aku bila tak melakukan sesuatu :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar